Budidaya

Ruang lingkup Prakarya dan Kewirausahaan

Lingkup materi pelajaran Prakarya di SMA dan sederajat disesuaikan dengan
potensi sekolah dan daerah setempat karena sifat mata pelajaran ini menyesuaikan
dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Penyesuaian
ini berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya, dan sosiologis. Ekonomis,
karena pada tingkat usia remaja sudah harus dibekali dengan prinsip kewirausahaan
agar dapat tercapai kemandirian paska sekolah. Budaya, karena
pengembangan materi kearifan lokal melalui prakarya. Sosiologis, karena
teknologi tradisi mempunyai nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia.
Pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan terdapat empat (4) strand,
yaitu Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan Pengolahan. Penjelasan ruang lingkup
dari setiap strand tersebut adalah sebagai berikut,

3. Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk
menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar
lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Kinerja ini membutuhkan
perasaan seolah dirinya (pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang.
Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup
pada tumbuhan atau hewan. Namun, dalam bekerja, dibutuhkan sistem yang
berjalan rutinitas, seperti kebiasaan hidup orang: makan, minum, dan bergerak.
Maka, seorang pembudidaya harus memahami karakter tumbuhan atau hewan.
yang di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri dengan
alam dan pemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran ekosistem menjadi
langkah yang selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya. Manfaat edukatif
budidaya adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
pertumbuhan, dan penyatuan dengan alam (echosystem) menjadikan anak dan
tenaga kerja yang berpikir sistematis, namun manusiawi dan penuh kesabaran.
Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat melainkan membutuhkan
waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan
teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan
sehari-hari yang variatif karena setiap daerah mempunyai potensi kearifan yang
berbeda. Budidaya telah dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan teknologi
tradisi, telah menunjukkan konsep budidaya yang memperhitungkan musim,
namun belum mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca
maupun ekonomi yang sedang berkembang. Maka, pembelajaran prakaryabudidaya
diharapkan mampu menemukan ide pengembangan berbasis bahan
tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi atau bahan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar